ILMU TIADA AMALAN BAGAIKAN POHON TIDAK BERBUAH

Senin, 14 Januari 2013

KOPERATIF TIPE STAD


A.    Konsep dasar pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pada hakekatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok. Oleh karena itu, banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam cooperative learning karena mereka beranggapan telah biasa melakukan pembelajaran cooperative learning dalam bentuk belajar kelompok. Walaupun sebenarnya tidak semua belajar kelompok dikatakan cooperative learning, seperti dijelaskan Abdulhak (2001:19-20) dalam Rusman ( 2011:203-204) bahwa “pembelajaran cooperative learning dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri”.
Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas,yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru (multy way traffic communicatin).
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi (Nurulhayati, 2002:25). Dalam system belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesame anggota kelompok untuk belajar. Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri.
Cooperative learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Sanjaya, 2006:239)
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian  serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin (1995) dinyatakan bahwa: (1) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan social, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain, (2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Dengan alasan tersebut, strategi pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan kualitasembelajaran.
Ada dua komponen pembelajaran kooperatif, yakni: (1) cooperative task atau tugas kerja sama dan (2) cooperative incentive structure, atau struktur intensif kerja sama.
Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
1.      Pembelajaran Secara Tim
2.      Didasarkan pada Manajemen Kooperatif
3.      Kemauan untuk Bekerja Sama
4.      Keterampilan Bekerja Sama




Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
TAHAP
TINGKAH LAKU GURU
Tahap 1
Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topic yang akan dipelajari dan memotivasi siswa belajar
Tahap 2
Menyajikan Informasi
Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan
Tahap 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien
Tahap 4
Membimbing Kelompok Bekerja dan Belajar
Guru membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Tahap 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Tahap 6
Memberikan Penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
Menurut Roger dan David Johnson (Lie, 2008) ada lima unsure dasar dalam pembelajaran kooperatif (cooperative learning), yaitu sebagai berikut:
1.      Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence)
2.      Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)
3.      Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction)
4.      Partisipasi dan komunikasi (participation communication)
5.      Evaluasi proses kelompok
Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri dari empat tahap, yaitu sebagai berikut:
1.      Penjelasan Materi
2.      Belajar Kelompok
3.      Penilaian
4.      Pengakuan Tim
B.     Pengertian pembelajaran kooperatif tipe STAD
Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan” salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa yang heterogen. Dimana model ini dipandang sebagai metode yang paling sederhana dan langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Metode ini paling awal ditemukan dan dikembangkan oleh para peneliti pendidikan di John Hopkins Universitas Amerika Serikat dengan menyediakan suatu bentuk belajar kooperatif. Di dalamnya siswa diberi kesempatan untuk melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan” (Arindawati, 2004: 83 - 84). Dalam model pembelajaran ini, masing-masing kelompok beranggotakan 4 – 5 orang yang dibentuk dari anggota yang heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai suku, yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jadi, model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu model pembelajaran yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatif, berpikir kritis dan ada kemampuan untuk membantu teman serta merupakan pembelajaran kooperatif yang sangat sederhana. Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.
C.    Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD
a.      Penyampaian tujuan dan motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
b.      Pembagian kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok,dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 orang siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik,gendr/jenis kelamin,rasa atau etnik.
c.       Presentasi dari guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru member motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dann kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.

d.      Kegiatan Belajar dalam Tim (kerja tim)
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.
e.       Kuis (evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan  bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal .
f.       Pengahargaan prestasi tim
Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian pengahrgaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :
1.      Menghitung skor individu
Menurut Slavin, untuk menghitung perkembangan skor individu dihitung dapat dilihat pada table berikut :
No
Nilai tes
Skor perkembangan
1
Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar
0 poin
2
10 sampai 1 poin di bawah skor dasar
10 poin
3
Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar
20 poin
4
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar
30 poin
5
Pekerjaan sempurna(tanpa memperhatikan skor dasar)
30 poin



2.      Menghitung skor kelompok
Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok,yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh skor kelompok sebagaimana table berikut :
Perhitungan perkembangan skor kelompok
No
Rata –rata skor
Kualifikasi
1
0 ≤ N ≤ 5
-           
2
6 ≤ N ≤ 15
Tim yang baik (good team )
3
16 ≤ N ≤ 20
Tim yang baik sekali ( great team )
4
21 ≤ N ≤ 30
Tim yang istimewa ( super team )

3.      Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya dengan (criteria tertentu yang diterapkan guru).
D.    Materi Matematika yang Relevan dengan STAD
Materi-materi matematika yang relevan dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah materi-materi yang hanya untuk memahami fakta-fakta, konsep-konsep dasar dan tidak memerlukan penalaran yang tinggi dan juga hafalan, misalnya bilangan bulat, himpunan-himpunan, bilangan jam, dll. Dengan penyajian materi yang tepat dan menarik bagi siswa, seperti halnya pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat memaksimalkan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
E.     Keuntungan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Roestiyah (2001: 17), yaitu :
1.      Keuntungan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
a.      Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
b.      Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah.
c.       Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.
d.      Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya.
e.       Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi.
f.       Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.
2.      Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
Kerja kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang pandai dan kadang-kadang menuntut tempat yang berbeda dan gaya-gaya mengajar berbeda.








RENCANA PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN
                                                      
Satuan pendidikan                : SMA
Mata Pelajaran                      : Matematika
Kelas/ Semester                     : XI/ Ganjil
Alokasi waktu                       : 2 x 45 menit

Standar Kompetensi                  :Menggunakan aturan statistika, kaiah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar                      :Membaca data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran dan ogive
Indikator                                    : Siswa dapat
1.      Membaca data – data dalam bentuk table
2.      Membaca data dalam bentuk diagram batang,garis,lingkaran dan ogive
A.             Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran siswa dapat :
*      Siswa dapat membaca data data dalam bentuk table
*      Siswa dapat membaca data dalam bentuk diagram batang, garis, lingkaran dan ogive.

B.              Materi Ajar                      : Statistika
C.              Metode, Model dan Pendekatan
*      Metode Pembelajaran               : Diskusi, Tanya jawab, dan Penugasan
*      Model Pembelajaran                 : Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
*      Pendekatan                               : CTL
D.             Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan
Fase
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu
1.      Pendahuluan
1
1.      Mengisi daftar hadir siswa
2.      Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran
3.      Menyampaikan tujuan pembelajaran
1.      Siswa menyimak setiap penyampaian yang disampaikan oleh guru
10’
2.      Pengembangan
II
1.      Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas 4 sampai 5 orang
2.      Guru membagi lembar kerja akademik kepada setiap siswa
1.      Siswa duduk berkelompok sesuai yang ditetapkan oleh guru.
2.      Siswa menggunakan lembar kerja akademik
10’

III
1.     Guru mengawasi dan membimbing siswa dalam melakukan diskusi/ Tanya jawab
1.      Siswa melakukan diskusi/ Tanya jawab antar sesama anggota kelompok
40’
3.      Evaluasi/ penutup
IV
1.     Guru memberikan evaluasi (secara individual/ kelompok)
2.     Guru memberi skor (tiap siswa/ kelompok) atas penguasaannya terhadap bahan ajar
3.     Guru memberi penghargaan kepada siswa (secara individual/ kelompok) yang memperoleh skor sempurna
1.         Siswa menyelesaikan evaluasi yang diberikan oleh guru
2.         Siswa memperhatikan skor yang diberikan
3.         Siswa menerima penghargaan dari guru
25’

V
1.     Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pelajaran pada pertemuan tersebut
2.     Guru mengakhiri pelajaran dengan salam
1.         Siswa menyimpulkan pelajaran pada pertemuan tersebut
2.         Siswa menjawab salam
5’



E.                 Alat/  Bahan dan Sumber Belajar
       Alat/ Bahan :
*      Meja, kursi
*      Spidol, papan tulis, penggaris, dan penghapus
       Sumber Belajar:
*      Soedyarto,Nugroho. Matematika untuk SMA dan MA kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional,2008
*      Buku Matematika yang relevan
F.                  Penilaian
a.       Penilaian hasil
*      Penilaian tertulis terhadap hasil kerja LKS.
*      Penilaian tes tertulis untuk mengukur kemampuan pemahaman (kognitif) pada akhir pokok bahasan
b.      Penilaian proses
*      Pemberian umpan balik yang terbaik.
*      Keaktifan dalam kelas dan hasil kerja LKS
G.                Bentuk Instrumen
*      Tes Uraian
H.                Instrumen Penilaian
1.      Data pada tabel berikut menunjukkan rata-rata curah hujan ( dalam millimeter per bulan )  yang diamati dalam satu tahun di bandung dan Jakarta.
Kota
BULAN
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sept
Okt
Nop
Des
Bandung
Jakarta
165
50
165
75
230
20
275
190
210
90
50
10
115
95
210
150
180
210
270
180
350
250
220
195
Lukislah grafik garis dalam satu digram untuk data di atas dan gunakan informasi pada diagram untuk menjawab pertanyaan berikut.
1.      Pada bulan apa masing-masing kota mengalami curah hujan tertinggi?
2.      Pada bulan apa masing-masing kota mengalami curah hujan terendah?
3.      Berapa perbedaan curah hujan pada bulan Desember di kedua kota di atas?
2.      Diketahui data ekspor tepung oleh pabrik Makmur dari tahun 1985 sampai dengan 1992 seperti terlihan di bawah ini.
Tahun
Jumlah
(dalam Ribuan ton)
 1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
60
65
30
35
55
70
75
80
Sajikan data diatas dalam bentuk diagram batang!
                                                                    Makassar,                      2012
Mengetahui,                                                            Guru Mata Pelajaran
Dosen pembimbing                                                             Mahasiswa

              Drs.Abdul Rahman.M.Pd                                                      Kelompok  v