A. Konsep dasar pembelajaran kooperatif
Pembelajaran
kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari
4-6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pada hakekatnya
cooperative learning sama dengan kerja kelompok. Oleh karena itu, banyak guru
yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam cooperative learning karena
mereka beranggapan telah biasa melakukan pembelajaran cooperative learning
dalam bentuk belajar kelompok. Walaupun sebenarnya tidak semua belajar kelompok
dikatakan cooperative learning, seperti dijelaskan Abdulhak (2001:19-20) dalam
Rusman ( 2011:203-204) bahwa “pembelajaran cooperative
learning dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga
dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri”.
Dalam
pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas,yaitu interaksi
dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan
siswa dengan guru (multy way traffic communicatin).
Pembelajaran
kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam
satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi (Nurulhayati, 2002:25). Dalam
system belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota
lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan
membantu sesame anggota kelompok untuk belajar. Siswa belajar bersama dalam
sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri.
Cooperative
learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara
berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan (Sanjaya, 2006:239)
Model
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan
menjadi perhatian serta dianjurkan oleh
para ahli pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Slavin (1995) dinyatakan bahwa: (1) penggunaan pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan
social, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain, (2)
pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis,
memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Dengan
alasan tersebut, strategi pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan
kualitasembelajaran.
Ada dua
komponen pembelajaran kooperatif, yakni: (1) cooperative task atau tugas kerja
sama dan (2) cooperative incentive structure, atau struktur intensif kerja
sama.
Karakteristik
atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
1.
Pembelajaran
Secara Tim
2.
Didasarkan
pada Manajemen Kooperatif
3.
Kemauan
untuk Bekerja Sama
4.
Keterampilan
Bekerja Sama
Langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif
TAHAP
|
TINGKAH
LAKU GURU
|
Tahap
1
Menyampaikan
Tujuan dan Memotivasi Siswa
|
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran
dan menekankan pentingnya topic yang akan dipelajari dan memotivasi siswa
belajar
|
Tahap
2
Menyajikan
Informasi
|
Guru
menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau
melalui bahan bacaan
|
Tahap
3
Mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
|
Guru
menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien
|
Tahap
4
Membimbing
Kelompok Bekerja dan Belajar
|
Guru
membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
|
Tahap
5
Evaluasi
|
Guru
mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
|
Tahap
6
Memberikan
Penghargaan
|
Guru
mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu
dan kelompok
|
Menurut Roger dan David Johnson
(Lie, 2008) ada lima unsure dasar dalam pembelajaran kooperatif (cooperative
learning), yaitu sebagai berikut:
1.
Prinsip
ketergantungan positif (positive interdependence)
2.
Tanggung
jawab perseorangan (individual accountability)
3.
Interaksi
tatap muka (face to face promotion interaction)
4.
Partisipasi
dan komunikasi (participation communication)
5.
Evaluasi
proses kelompok
Prosedur atau
langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri dari empat
tahap, yaitu sebagai berikut:
1.
Penjelasan
Materi
2.
Belajar
Kelompok
3.
Penilaian
4.
Pengakuan
Tim
B.
Pengertian pembelajaran kooperatif tipe STAD
Pembelajaran model koooperatif tipe STAD
merupakan” salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi
kemampuan siswa yang heterogen. Dimana model ini dipandang sebagai metode yang
paling sederhana dan langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Metode
ini paling awal ditemukan dan dikembangkan oleh para peneliti pendidikan di
John Hopkins Universitas Amerika Serikat dengan menyediakan suatu bentuk
belajar kooperatif. Di dalamnya siswa diberi kesempatan untuk melakukan
kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok
untuk memecahkan suatu permasalahan” (Arindawati, 2004: 83 - 84). Dalam
model pembelajaran ini, masing-masing kelompok beranggotakan 4 –
5 orang yang dibentuk dari anggota yang heterogen terdiri dari laki-laki dan
perempuan yang berasal dari berbagai suku, yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah. Jadi, model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu model pembelajaran yang berguna untuk
menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatif, berpikir kritis dan ada kemampuan
untuk membantu teman serta merupakan pembelajaran kooperatif yang sangat sederhana. Model Pembelajaran
Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan
pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa
setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.
C. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD
a. Penyampaian tujuan dan motivasi
Menyampaikan
tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi
siswa untuk belajar.
b.
Pembagian
kelompok
Siswa
dibagi ke dalam beberapa kelompok,dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5
orang siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi
akademik,gendr/jenis kelamin,rasa atau etnik.
c.
Presentasi
dari guru
Guru
menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok
bahasan tersebut dipelajari. Guru member motivasi siswa agar dapat belajar
dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media,
demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dann kemampuan yang
diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta
cara-cara mengerjakannya.
d.
Kegiatan
Belajar dalam Tim (kerja tim)
Siswa
belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembaran kerja
sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan
masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan,
memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini
merupakan ciri terpenting dari STAD.
e.
Kuis
(evaluasi)
Guru
mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang
dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja
masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak
dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan
untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab kepada diri sendiri
dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk
setiap soal .
f.
Pengahargaan
prestasi tim
Setelah
pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan
rentang 0-100. Selanjutnya pemberian pengahrgaan atas keberhasilan kelompok
dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :
1.
Menghitung
skor individu
Menurut
Slavin, untuk menghitung perkembangan skor individu dihitung dapat dilihat pada
table berikut :
No
|
Nilai tes
|
Skor perkembangan
|
1
|
Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar
|
0 poin
|
2
|
10 sampai 1 poin di bawah skor dasar
|
10 poin
|
3
|
Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar
|
20 poin
|
4
|
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar
|
30 poin
|
5
|
Pekerjaan sempurna(tanpa memperhatikan skor dasar)
|
30 poin
|
2.
Menghitung
skor kelompok
Skor
kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota
kelompok,yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota
kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan rata-rata
skor perkembangan kelompok, diperoleh skor kelompok sebagaimana table berikut :
Perhitungan perkembangan skor kelompok
No
|
Rata –rata skor
|
Kualifikasi
|
1
|
0 ≤ N ≤ 5
|
-
|
2
|
6 ≤ N ≤ 15
|
Tim yang baik (good team )
|
3
|
16 ≤ N ≤ 20
|
Tim yang baik sekali ( great team )
|
4
|
21 ≤ N ≤ 30
|
Tim yang istimewa ( super team )
|
3.
Pemberian
hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah
masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru memberikan hadiah
atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya dengan
(criteria tertentu yang diterapkan guru).
D. Materi Matematika yang Relevan dengan STAD
Materi-materi matematika yang relevan dengan
pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah
materi-materi yang hanya untuk memahami fakta-fakta, konsep-konsep dasar dan
tidak memerlukan penalaran yang tinggi dan juga hafalan, misalnya
bilangan bulat, himpunan-himpunan, bilangan jam, dll. Dengan penyajian materi
yang tepat dan menarik bagi siswa, seperti halnya pembelajaran kooperatif tipe
STAD dapat memaksimalkan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
E.
Keuntungan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut
Roestiyah (2001: 17), yaitu :
1. Keuntungan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD, yaitu:
a.
Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan
bertanya dan membahas suatu masalah.
b.
Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan
penyelidikan mengenai suatu masalah.
d.
Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu
dan kebutuhan belajarnya.
e.
Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih
aktif dalam diskusi.
f.
Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa
menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.
2. Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD, yaitu:
Kerja kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu
memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang pandai dan kadang-kadang menuntut
tempat yang berbeda dan gaya-gaya mengajar berbeda.
RENCANA PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN
Satuan
pendidikan : SMA
Mata Pelajaran :
Matematika
Kelas/ Semester :
XI/ Ganjil
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar
Kompetensi :Menggunakan
aturan statistika, kaiah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan
masalah
Kompetensi
Dasar :Membaca data
dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran dan ogive
Indikator : Siswa
dapat
1.
Membaca data – data
dalam bentuk table
2.
Membaca data dalam
bentuk diagram batang,garis,lingkaran dan ogive
A.
Tujuan Pembelajaran
Setelah proses
pembelajaran siswa dapat :
Siswa dapat membaca
data data dalam bentuk table
Siswa dapat membaca
data dalam bentuk diagram batang, garis, lingkaran dan ogive.
B.
Materi Ajar : Statistika
C.
Metode, Model dan
Pendekatan
Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya jawab, dan
Penugasan
Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD
Pendekatan : CTL
D.
Langkah-langkah
Pembelajaran
Tahapan
|
Fase
|
Kegiatan Guru
|
Kegiatan Siswa
|
Waktu
|
1.
Pendahuluan
|
1
|
1.
Mengisi daftar hadir
siswa
2.
Mempersiapkan siswa
untuk mengikuti pembelajaran
3.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
|
1.
Siswa menyimak setiap
penyampaian yang disampaikan oleh guru
|
10’
|
2.
Pengembangan
|
II
|
1.
Guru membagi siswa
menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas 4 sampai 5 orang
2.
Guru membagi lembar
kerja akademik kepada setiap siswa
|
1.
Siswa duduk
berkelompok sesuai yang ditetapkan oleh guru.
2.
Siswa menggunakan
lembar kerja akademik
|
10’
|
|
III
|
1.
Guru mengawasi dan
membimbing siswa dalam melakukan diskusi/ Tanya jawab
|
1.
Siswa melakukan diskusi/
Tanya jawab antar sesama anggota kelompok
|
40’
|
3.
Evaluasi/ penutup
|
IV
|
1.
Guru memberikan
evaluasi (secara individual/ kelompok)
2.
Guru memberi skor
(tiap siswa/ kelompok) atas penguasaannya terhadap bahan ajar
3.
Guru memberi
penghargaan kepada siswa (secara individual/ kelompok) yang memperoleh skor sempurna
|
1.
Siswa menyelesaikan evaluasi
yang diberikan oleh guru
2.
Siswa memperhatikan
skor yang diberikan
3.
Siswa menerima
penghargaan dari guru
|
25’
|
|
V
|
1.
Guru membimbing siswa
untuk menyimpulkan pelajaran pada pertemuan tersebut
2.
Guru mengakhiri
pelajaran dengan salam
|
1.
Siswa menyimpulkan
pelajaran pada pertemuan tersebut
2.
Siswa menjawab salam
|
5’
|
E.
Alat/ Bahan dan Sumber Belajar
Alat/ Bahan :
Meja, kursi
Spidol, papan tulis,
penggaris, dan penghapus
Sumber Belajar:
Soedyarto,Nugroho. Matematika
untuk SMA dan MA kelas IX (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Depertemen
Pendidikan Nasional,2008
Buku Matematika yang
relevan
F.
Penilaian
a.
Penilaian hasil
Penilaian tertulis terhadap hasil kerja LKS.
Penilaian tes tertulis untuk mengukur kemampuan pemahaman (kognitif) pada
akhir pokok bahasan
b.
Penilaian proses
Pemberian umpan balik yang terbaik.
Keaktifan dalam kelas dan hasil kerja LKS
G.
Bentuk Instrumen
Tes Uraian
H.
Instrumen Penilaian
1.
Data pada tabel berikut
menunjukkan rata-rata curah hujan ( dalam millimeter per bulan ) yang diamati dalam satu tahun di bandung dan
Jakarta.
Kota
|
BULAN
|
|||||||||||
Jan
|
Feb
|
Mar
|
Apr
|
Mei
|
Jun
|
Jul
|
Agt
|
Sept
|
Okt
|
Nop
|
Des
|
|
Bandung
Jakarta
|
165
50
|
165
75
|
230
20
|
275
190
|
210
90
|
50
10
|
115
95
|
210
150
|
180
210
|
270
180
|
350
250
|
220
195
|
Lukislah
grafik garis dalam satu digram untuk data di atas dan gunakan informasi pada
diagram untuk menjawab pertanyaan berikut.
1.
Pada bulan apa
masing-masing kota mengalami curah hujan tertinggi?
2.
Pada bulan apa
masing-masing kota mengalami curah hujan terendah?
3.
Berapa perbedaan curah
hujan pada bulan Desember di kedua kota di atas?
2.
Diketahui data ekspor
tepung oleh pabrik Makmur dari tahun 1985 sampai dengan 1992 seperti terlihan
di bawah ini.
Tahun
|
Jumlah
(dalam
Ribuan ton)
|
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
|
60
65
30
35
55
70
75
80
|
Sajikan
data diatas dalam bentuk diagram batang!
Makassar, 2012
Mengetahui, Guru
Mata Pelajaran
Dosen
pembimbing Mahasiswa
Drs.Abdul Rahman.M.Pd Kelompok
v